Jenis Karangan : Cerpen
Tema : Perbuatan Yang Dapat Membahagiakan Orang Lain
Judul Karangan : BERAWAL DARI YANG KECIL
Karya : Wisnu Mangkurat
Negara : Indonesia
Asal : Surabaya (Jatim)
BERAWAL DARI YANG KECIL
Karya : Wisnu Mangkurat
Sepulang
sekolah, karena tidak ada kegiatan disekolah lagi, akupun pergi ke perpustakaan
daerah (perpusda). Aku disana berniat untuk mencari buku tentang pelajaran
kimia organi yang nantinya akan aku pinjam. Pada saat aku mencari buku, aku
melewati rak buku yang berisikan novel dan akupun tertarik untuk melihat-lihat
sebentar. Setelah lama mencari buku, akupun bosan. Karena bosan akupun
merefreshkan pikiranku dengan internet. Saat di google aku tidak sengaja
menemukan kata-kata mutiara. Kata-kata mutiara tersebut berbunyi “Tebarkan
senyum tulusmu kesetiap orang, karena senyuman merupakan awal dari kebahagiaan”
dan “senyum adalah sebuah ekspresi yang membuat semua orang senang. dengan
senyum juga kita dapat berbagi kebahagiaan bersama
hanya dengan sebuah senyum. kata orang "senyum itu ibadah", memang benar karena
dapat membuat hati semua orang senang. terkadang kita jatuh cinta kepada orang
dengan melihat senyuman mereka, karena itulah mari kita senyum tuk hati yang
luka agar mereka menjadi senang kembali.” Dari kata-kata mutiara inilah aku
termotivasi dan aku berpikir untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hari
ini adalah hari selasa, seperti biasa sebagai pelajar aku harus bersekolah demi
menggapai cita-citaku. Pukul 05.00 pagi aku bergegas mandi dan berwudlu untuk
menjalankan perintah agama yaitu sholat subuh. Setelah sholat subuh aku ganti
baju untuk bersiap-siap pergi kesekolah untuk menimba ilmu, tapi saat aku mau
berangkat, serasa malas untuk pergi kesekolah karena aku tidak enak badan, tapi
ibuku memberikan semangat kepadaku.
“Ada
apa denganmu nak?,” Tanya ibu sambil memegang kepalaku.
“Ini
bu lagi malas ke sekolah, rasanya aku tidak enak badan,” kataku sambil
mengambil tas dengan tidak semangat.
“Ehem…,
Sekarang cita-cita mu apa,” Sambil tersenyum memberiku semangat.
“Cita-citaku
adalah Mentri Luar Negeri, amin Ya Allah,” jawabku dengan penuh keyakinan.
“Amin
Ya Allah, cita-cita tinggi, masya perbuatannya malas-malasan seperti ini?, ayo
nak semangat, gapailah cita-citamu dan wujudkanlah itu semua agar ibumu
bahagia,” seruan ibu sambil memegang bahuku.
Setelah
ibuku berkata seperti itu, akupun malu pada diriku, tak mau lama berdiam diri,
aku bergegas mencium tangan ibuku dan berpamitan untuk berangkat ke sekolah
dengan penuh semangat dan senyuman.
Sesampainya
disekolah akupun bergegas menuju ke kelasku untuk mencari tempat duduk. Aku
terkejut dan sedikit kecewa, karena aku terpaksa harus duduk di bangku paling
belakang sendiri karena semua bangku sudah ditempati oleh teman-temanku yang
datangnya lebih pagi dariku.
Sepuluh
menit berlalu, saatnya pelajaran pertama dimulai, mata pelajaran pertama adalah
pelajaran bahasa inggris. Mata pelajaran bahasa inggris adalah pelajaran yang
paling aku sukai karena sesuai dengan cita-citaku. Saat seriusnya memahami
pelajaran bahasa inggris, pandanganku terahlikan oleh salah satu temanku yang
namannya biasa dipanggil “mas bro” nampak sedih, entah kenapa dia sedih akupun
tidak tahu.
Saat
pelajaran pertama sudah selesai, pelajaran selanjutnyapun tiba, yaitu IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam), pada saat pelajaran kedua ini aku tak sengaja menoleh ke
temanku tadi, ternyata dia masih tetap sedih. Akupun penasaran dengan sikapnya
saat ini. Setelah pelajaran kedua selesai, akhirnya bel istirahat berbunyi.
Tett…tett…,
Aku langsung menghampiri temanku tadi.
“Mas
bro…, ada apa denganmu,” tanyaku sambil tersenyum memijat bahunya.
“Tidak
apa-apa Wis…,” ujarnya sambil menggelengkan kepala.
“Ehm…,
kalau kamu punya masalah kamu boleh cerita ke aku, mungkin aku bisa membantumu
memberi solusi atau saran yang insyaallah dapat menyelesaikan masalah yang
sedang kau hadapi sekarang ini,” kataku sambil meyakinkannya.
“Oke
Wis…, tapi sekarang ini aku lagi mau sendiri,” ujarnya sambil tersenyum
“Mas
bro jangan terlalu lama terlarut dalam kesedihan ya, karena kita tidak akan
bisa melangkah kedepan untuk maju,” kataku sambil memberinya motivasi.
Temanku
terdiam setelah aku memberinya motivasi. Sambil panik dan merasa bersalah aku
berpikir “apakah mungkin dia sedang tersinggung dengan kata-kataku tadi.” Bel
selesai istirahatpun berbunyi, setelah itu pelajaranpun berlanjut. Saat
pelajaran ketiga kulihat temanku sedang merenung, entah merenung apa akupun tak
tahu.
Detik
demi detik, menit demi menit pun berlalu, tak terasa bel pelajaran terakhir
sudah berbunyi, ini tanda bahwa pelajaran telah selesai, akupun bergegas pulang,
tapi tiba-tiba temanku menghampiriku dan mengajakku untuk pulang bersama. Di
perjalanan aku berbicra dengan temanku.
“Wis…,
terima kasih ya,” katanya sambil tersenyum tulus.
“Terima
kasih atas apa mas bro?,” tanyaku sambil berpikir bingung.
“Terima
kasih atas saran-saranmu tadi,” ujarnya sambil menggaruk kepala
“Oh
yang tadi…, bukan masalah itu mas bro. Kita kan teman,” kataku sambil menepuk
bahunya.
Sampailah
dirumahku, setelah itu aku dan temanku berpisah dan saling berpamitan.
Dari
sinilah aku sadar bahwa hanya dengan sesuatu yang sederhana, yaitu senyuman dan
motivasi kita semua dapat membahagiakan orang lain, karena apa?, karena secara
otomatis saat kita tersenyum sebuah motivasi dan semangat akan keluar dari
ucapan dan prilaku kita dimana motivasi dan semangat tersebut akan tersalur ke
orang tersebut dan selain itu kado paling indah di dunia ini adalah senyuman
yang tulus. Mungkin kita menganggap hal itu tak berarti. Namun, sebuah senyuman
tulus bisa membuat hati seseorang serasa melayang.
Seulas senyum dari bibir yang sering kita berikan pada orang-orang di sekeliling kita mungkin bagi kita adalah hal yang biasa dan tak berarti. Namun sebenarnya senyum memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Satu senyum tulus bisa membuat seseorang merindukannya.
Seulas senyum dari bibir yang sering kita berikan pada orang-orang di sekeliling kita mungkin bagi kita adalah hal yang biasa dan tak berarti. Namun sebenarnya senyum memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Satu senyum tulus bisa membuat seseorang merindukannya.
Sebuah
senyum adalah tindakan awal sebuah cinta berkembang. Hadiah paling berarti bagi
mereka yang jatuh cinta. Satu senyum bisa mengobati kerinduan. Menimbulkan
semangat baru. Meningkatkan produktifitas seseorang. Bahkan ada yang menganggap
senyum adalah anugerah terindah.
Lalu
mengapa kita sering sekali cemberut?
Kebahagiaan
yang terbesar adalah ketika membuat orang lain bahagia atas kehadiran kita atau
apa yang kita lakukan. Senyuman tulus adalah hadiah terindah bagi semua orang
yang melihatnya. Yang selalu dapat kita bagikan untuk membuat dunia lebih
berwarna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar