Kamis, 06 Desember 2012

Jenis Karangan : Cerpen
Tema                : Perbuatan Yang Dapat Membahagiakan Orang Lain
Judul Karangan : BERAWAL DARI YANG KECIL
Karya               : Wisnu Mangkurat
Negara             : Indonesia
Asal                  : Surabaya (Jatim)



BERAWAL DARI  YANG KECIL
Karya : Wisnu Mangkurat

Sepulang sekolah, karena tidak ada kegiatan disekolah lagi, akupun pergi ke perpustakaan daerah (perpusda). Aku disana berniat untuk mencari buku tentang pelajaran kimia organi yang nantinya akan aku pinjam. Pada saat aku mencari buku, aku melewati rak buku yang berisikan novel dan akupun tertarik untuk melihat-lihat sebentar. Setelah lama mencari buku, akupun bosan. Karena bosan akupun merefreshkan pikiranku dengan internet. Saat di google aku tidak sengaja menemukan kata-kata mutiara. Kata-kata mutiara tersebut berbunyi “Tebarkan senyum tulusmu kesetiap orang, karena senyuman merupakan awal dari kebahagiaan” dan “senyum adalah sebuah ekspresi yang membuat semua orang senang. dengan senyum juga kita dapat berbagi kebahagiaan bersama hanya dengan sebuah senyum. kata orang "senyum itu ibadah", memang benar karena dapat membuat hati semua orang senang. terkadang kita jatuh cinta kepada orang dengan melihat senyuman mereka, karena itulah mari kita senyum tuk hati yang luka agar mereka menjadi senang kembali.” Dari kata-kata mutiara inilah aku termotivasi dan aku berpikir untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hari ini adalah hari selasa, seperti biasa sebagai pelajar aku harus bersekolah demi menggapai cita-citaku. Pukul 05.00 pagi aku bergegas mandi dan berwudlu untuk menjalankan perintah agama yaitu sholat subuh. Setelah sholat subuh aku ganti baju untuk bersiap-siap pergi kesekolah untuk menimba ilmu, tapi saat aku mau berangkat, serasa malas untuk pergi kesekolah karena aku tidak enak badan, tapi ibuku memberikan semangat kepadaku.
“Ada apa denganmu nak?,” Tanya ibu sambil memegang kepalaku.
“Ini bu lagi malas ke sekolah, rasanya aku tidak enak badan,” kataku sambil mengambil tas dengan tidak semangat.
“Ehem…, Sekarang cita-cita mu apa,” Sambil tersenyum memberiku semangat.
“Cita-citaku adalah Mentri Luar Negeri, amin Ya Allah,” jawabku dengan penuh keyakinan.
“Amin Ya Allah, cita-cita tinggi, masya perbuatannya malas-malasan seperti ini?, ayo nak semangat, gapailah cita-citamu dan wujudkanlah itu semua agar ibumu bahagia,” seruan ibu sambil memegang bahuku.
Setelah ibuku berkata seperti itu, akupun malu pada diriku, tak mau lama berdiam diri, aku bergegas mencium tangan ibuku dan berpamitan untuk berangkat ke sekolah dengan penuh semangat dan senyuman.
Sesampainya disekolah akupun bergegas menuju ke kelasku untuk mencari tempat duduk. Aku terkejut dan sedikit kecewa, karena aku terpaksa harus duduk di bangku paling belakang sendiri karena semua bangku sudah ditempati oleh teman-temanku yang datangnya lebih pagi dariku.
Sepuluh menit berlalu, saatnya pelajaran pertama dimulai, mata pelajaran pertama adalah pelajaran bahasa inggris. Mata pelajaran bahasa inggris adalah pelajaran yang paling aku sukai karena sesuai dengan cita-citaku. Saat seriusnya memahami pelajaran bahasa inggris, pandanganku terahlikan oleh salah satu temanku yang namannya biasa dipanggil “mas bro” nampak sedih, entah kenapa dia sedih akupun tidak tahu.
Saat pelajaran pertama sudah selesai, pelajaran selanjutnyapun tiba, yaitu IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), pada saat pelajaran kedua ini aku tak sengaja menoleh ke temanku tadi, ternyata dia masih tetap sedih. Akupun penasaran dengan sikapnya saat ini. Setelah pelajaran kedua selesai, akhirnya bel istirahat berbunyi.
Tett…tett…, Aku langsung menghampiri temanku tadi.
“Mas bro…, ada apa denganmu,” tanyaku sambil tersenyum memijat bahunya.
“Tidak apa-apa Wis…,” ujarnya sambil menggelengkan kepala.
“Ehm…, kalau kamu punya masalah kamu boleh cerita ke aku, mungkin aku bisa membantumu memberi solusi atau saran yang insyaallah dapat menyelesaikan masalah yang sedang kau hadapi sekarang ini,” kataku sambil meyakinkannya.
“Oke Wis…, tapi sekarang ini aku lagi mau sendiri,” ujarnya sambil tersenyum
“Mas bro jangan terlalu lama terlarut dalam kesedihan ya, karena kita tidak akan bisa melangkah kedepan untuk maju,” kataku sambil memberinya motivasi.
Temanku terdiam setelah aku memberinya motivasi. Sambil panik dan merasa bersalah aku berpikir “apakah mungkin dia sedang tersinggung dengan kata-kataku tadi.” Bel selesai istirahatpun berbunyi, setelah itu pelajaranpun berlanjut. Saat pelajaran ketiga kulihat temanku sedang merenung, entah merenung apa akupun tak tahu.
Detik demi detik, menit demi menit pun berlalu, tak terasa bel pelajaran terakhir sudah berbunyi, ini tanda bahwa pelajaran telah selesai, akupun bergegas pulang, tapi tiba-tiba temanku menghampiriku dan mengajakku untuk pulang bersama. Di perjalanan aku berbicra dengan temanku.
“Wis…, terima kasih ya,” katanya sambil tersenyum tulus.
“Terima kasih atas apa mas bro?,” tanyaku sambil berpikir bingung.
“Terima kasih atas saran-saranmu tadi,” ujarnya sambil menggaruk kepala
“Oh yang tadi…, bukan masalah itu mas bro. Kita kan teman,” kataku sambil menepuk bahunya.
Sampailah dirumahku, setelah itu aku dan temanku berpisah dan saling berpamitan.
Dari sinilah aku sadar bahwa hanya dengan sesuatu yang sederhana, yaitu senyuman dan motivasi kita semua dapat membahagiakan orang lain, karena apa?, karena secara otomatis saat kita tersenyum sebuah motivasi dan semangat akan keluar dari ucapan dan prilaku kita dimana motivasi dan semangat tersebut akan tersalur ke orang tersebut dan selain itu kado paling indah di dunia ini adalah senyuman yang tulus. Mungkin kita menganggap hal itu tak berarti. Namun, sebuah senyuman tulus bisa membuat hati seseorang serasa melayang.

Seulas senyum dari bibir yang sering kita berikan pada orang-orang di sekeliling kita mungkin bagi kita adalah hal yang biasa dan tak berarti. Namun sebenarnya senyum memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Satu senyum tulus bisa membuat seseorang merindukannya.
Sebuah senyum adalah tindakan awal sebuah cinta berkembang. Hadiah paling berarti bagi mereka yang jatuh cinta. Satu senyum bisa mengobati kerinduan. Menimbulkan semangat baru. Meningkatkan produktifitas seseorang. Bahkan ada yang menganggap senyum adalah anugerah terindah.
Lalu mengapa kita sering sekali cemberut?
Kebahagiaan yang terbesar adalah ketika membuat orang lain bahagia atas kehadiran kita atau apa yang kita lakukan. Senyuman tulus adalah hadiah terindah bagi semua orang yang melihatnya. Yang selalu dapat kita bagikan untuk membuat dunia lebih berwarna.





Sekian dan Terima Kasih ...
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar